Selasa, 20 September 2016

Pengertian Dan Tujuan Keterampilan Membaca Menurut Para Ahli

Pengertian Dan Tujuan Keterampilan Membaca
1. Pengertian Keterampilan Membaca
Keterampilan adalah suatu kemampuan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Dalam KBBI (2007: 1180) keterampilan adalah kecakapan untuk menyeleksikan tugas. 

Muttaqin (2008) menyatakan bahwa pengertian keterampilan dalam konteks pembelajaran adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan belajar.

Broto (dalam Abdurrahman, 2003: 200) mengemukakan bahwa membaca merupakan kegiatan berbahasa berupa proses melisankan dan mengolah bahan bacaan secara aktif. Hodgson (dalam Tarigan, 2008: 7) mendefinisikan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Membaca tidak semudah hanya melafalkan bentuk dan tanda tulisan tetapi juga perlu proses untuk memahami isi bacaan. Sedangkan Marabimin (dalam Suwarjo, 2008: 94) menyatakan bahwa keterampilan membaca adalah keterampilan reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, memperoleh ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. 

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca adalah kemampuan yang diperoleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan siswa terampil membaca maka akan melakukan proses produksi yang dapat menghasilkan pengetahuan, pengalaman, dan sikap-sikap baru. Seperti halnya sebuah perusahaan yang menghasilkan sesuatu melalui proses mengolah seseorang dalam kegiatan membaca bertujuan untuk mengolah bacaan demi memperoleh informasi.

2. Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah mendapatkan informasi yang tepat dan benar. Hal ini ditegaskan oleh Rahim (2007: 11) membaca bertujuan untuk mendapatkan informasi atau pesan dari teks. Membaca dengan tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan yang tidak mempunyai tujuan. Menurut Tarigan (2008: 9) tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna, arti (meaning) erat sekali hubungannya dengan maksud tujuan atau intensif kita dalam membaca. 

Hal ini sesuai pendapat Nurhayati (2009: 4) bahwa tujuan membaca mempunyai kedudukan yang sangat penting karena akan berpengaruh pada proses membaca dan pemahaman membaca. Resmini (2006: 94) menjelaskan bahwa pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan tersebut yaitu:
a. menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan.
b. membaca bersuara memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan.
c. menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan.
d. menggali simpanan pengetahuan atau schemata siswa tentang suatu topik.
e. menghubungkan pengetahuan baru dengan schemata siswa.
f. mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan dan tertulis.
g. melakukan penguatan dan penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat oleh siswa sebelum melakukan perbuatan membaca.
h. memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti sesuatu yang dipaparkan dalam sebuah bacaan.
i. mempelajari struktur bacaan. 
j. menjawab pertanyaan khususnya yang dikembangkan oleh guru atau sengaja diberikan oleh penulis bacaan.

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah mendapatkan informasi dari bacaan sesuai dengan tujuan masing-masing pembaca. Membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan dalam membaca, dan akan dengan mudah memperoleh banyak pengetahuan tentang isi, makna, arti dari suatu bahan bacaan.

3. Jenis-jenis Membaca
Menurut Tarigan (2008: 11-13) Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu melakukan kegiatan membaca, maka dapat dibagi menjadi membaca nyaring dan membaca dalam hati.
a. Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.
b. Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya.

Selanjunya Harras (2009: 5) berpendapat bahwa dilihat dari cakupan bahan bacaan yang dibaca, secara garis besar membaca dapat digolongkan menjadi dua yaitu membaca ekstensif dan membaca intensif. Ada tiga jenis membaca ekstensif, yakni membaca survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal. Sedangkan membaca intensif dibagi menjadi dua, yakni (1) membaca telaah isi yang dibagi lagi menjadi membaca telaah teliti, membaca pemahaman, membaca kritis dan membaca ide, (2) membaca telaah bahasa yang dibagi menjadi membaca bahasa dan membaca sastra. Jenis-jenis membaca tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar  Jenis-Jenis Membaca (Harras, 2009: 5)

Berdasarkan penjelasan mengenai jenis-jenis membaca tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca dapat dibedakan menjadi dua yaitu membaca ditinjau dari terdengar atau tidaknya suara dan membaca berdasarkan cakupan bahan bacaan. Membaca berdasarkan terdengar atau tidaknya suara dibedakan menjadi dua yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati. Sedangkan membaca berdasarkan cakupan bahan bacaan terdiri dari membaca ekstensif dan membaca intensif. Dalam penelitian ini jenis membaca berdasarkan terdengar atau tidaknya suara termasuk dalam jenis membaca nyaring, dan bila ditinjau dari cakupan bahan bacaan maka penelitian ini termasuk dalam jenis membaca intensif.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca. Dalam membaca cerita juga banyak faktor yang mempengaruhi, baik bagaimana mengekspresikan cerita atau bagaimana memahami isi cerita. Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca menurut Lamb dan Arnold (dalam Rahim, 2008: 16-24) ialah ;

a. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis menyangkut kesehatan fisik, perkembangan neurologis.

b. Faktor Intelektual
Intelektual yang terkait dengan intelegensi merupakan kemampuan berpikir yang terdiri dari pemahaman yang mendasar tentang situasi yang diberikan dan merespon secara tepat.

c. Faktor Lingkungan 
Faktor lingkungan meliputi latar dan pengalaman siswa di rumah dan sosial ekonomi keluarga siswa.

d. Faktor Psikologis
Faktor Psikologis mencakup (a) motivasi, (b) minat, serta (c) kematangan sosial, emosional, dan penyesuaian diri.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi membaca yaitu pembaca harus dalam keadaan sehat agar dapat membaca dengan baik, memiliki kemampuan berpikir yang baik, mempunyai pengalaman yang baik, dan memiliki motivasi, minat dan kematangan sosial dan emosional.

5. Materi Pembelajaran Membaca
Materi pembelajaran adalah unsur penting yang harus disiapkan guru sebelum melaksanakan pembelajaran dan merupakan bagian dari kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan megenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. 

Membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa mempunyai arti sangat strategis dalam mengakses dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Bahkan melaui membaca semua ilmu dapat diserap sempurna oleh sebagian besar peserta didik.

Standar kompetensi dalam ruang lingkup membaca di kelas V semester genap adalah memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak. Materi pembelajaran dalam ruang lingkup membaca adalah (1) membaca carita anak, (2) membaca dua bacaan, (3) membaca dua bacaan bertema sama, (4) membaca daftar susunan acara, dan (5) membaca jadwal perjalanan.

Materi Pembelajaran dalam penelitian ini adalah membaca cerita anak, karena pembelajaran membaca di kelas masih banyak mengalami hambatan seperti siswa sulit dalam memahami isi dari suatu cerita. Hal tersebut terjadi karena belum adanya proses pembelajaran yang inovatif.

6. Keterampilan Membaca Cerita
Kegiatan membaca harus diadakan penilaian, sehingga perkembangan keterampilan membaca dapat terlihat, apakah mengalami peningkatan atau tidak. Strategi penilaian dalam kegiatan keterampilan membaca bisa dilakukan dengan observasi dan dokumentasi secara periodik, konferensi, portofolio, menilai diri sendiri, tes, dan ujian (Pappas dalam Rahim, 2007: 142).

Menurut Rahim (2007: 146) tingkat keterampilan membaca siswa yang perlu dinilai meliputi: (a) lafal dan intonasi, (b) penggunaan tanda baca, (c) tidak mengulang kata-kata, (d) kecepatan membaca, (e) pemahaman isi cerita dan (f) keruntutan cerita. Adapun alat yang dapat digunakan adalah dengan lembar penilaian proses membaca. 

Berdasarkan beberapa strategi penilaian yang telah dikemukakan di atas, maka teknik penilaian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes keterampilan membaca karena yang dinilai adalah tentang tingkat keterampilan membaca siswa. Dalam penelitian ini tingkat keterampilan yang dinilai adalah pemahaman isi cerita dengan indikator (a) menjelaskan unsur-unsur cerita, (b) mengidentifikasi unsur-unsur cerita, (c) menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita, (d) menentukan pokok-pokok isi cerita, (e) merangkai pokok-pokok isi cerita ke dalam beberapa kalimat, (f) menyimpulkan isi cerita dalam beberapa kalimat, dan (g) menceritakan kembali isi bacaan dengan kata-kata sendiri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar